Trump Berbalik Dukung Putin Usai KTT di Alaska Buntu, Desak Ukraina Serahkan Wilayah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan Ukraina dan sekutu Eropa setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska
Trump berbalik mendukung rencana Putin untuk mencapai perdamaian dengan syarat Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia.
Langkah ini bertolak belakang dengan strategi awal yang menekankan gencatan senjata sebagai syarat utama sebelum negosiasi dimulai.
Rencana Putin dan perubahan sikap Trump
Trump mengusulkan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyetujui penyerahan seluruh wilayah Donbas—termasuk bagian Donetsk yang belum dikuasai Rusia—demi menghentikan perang.
Sebagai imbalan, Putin menawarkan gencatan senjata di garis pertempuran saat ini serta janji tertulis tidak akan menyerang Ukraina atau negara Eropa lain.
“Saya pikir kita sudah cukup dekat dengan sebuah kesepakatan. Ukraina harus menyetujuinya. Mungkin mereka akan mengatakan ‘tidak’,” ujar Trump dalam wawancara dengan Fox News.
Trump bahkan menegaskan alasan di balik desakannya kepada Kyiv. “Lihat, Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan mereka (Ukraina) bukan,” katanya.
Sikap ini berbeda dengan posisinya sebelum bertemu Putin. Trump sebelumnya menekankan bahwa ia tidak akan puas tanpa adanya gencatan senjata lebih dulu.
Namun, setelah pertemuan tiga jam dengan Putin, ia menulis di Truth Social, “Telah ditentukan oleh semua pihak bahwa cara terbaik mengakhiri perang yang mengerikan ini adalah langsung menuju perjanjian damai, bukan sekadar perjanjian gencatan senjata, yang sering kali tidak bertahan lama.”
Zelensky menolak tekanan
Presiden Zelensky menolak tuntutan itu. Menurutnya, menghentikan pertempuran adalah langkah mutlak sebelum pembicaraan perdamaian.
“Menghentikan pembunuhan adalah elemen kunci untuk menghentikan perang,” tulis Zelensky di X.
Zelensky juga menegaskan bahwa ia tidak bisa begitu saja menyerahkan wilayah Ukraina tanpa perubahan konstitusi.
Ia menilai kota-kota benteng di Donetsk seperti Sloviansk dan Kramatorsk merupakan pertahanan penting dari kemungkinan serangan Rusia yang lebih luas.
Meski kecewa dengan hasil KTT Alaska, Zelensky tetap dijadwalkan bertemu Trump di Gedung Putih pada Senin.
“Kami akan membahas semua detail mengenai bagaimana menghentikan perang dan pembunuhan,” ujarnya.
Respons Eropa
Langkah Trump menuai reaksi keras dari sekutu Eropa. Inggris, Perancis, dan Jerman menolak pandangan bahwa perdamaian bisa dicapai tanpa gencatan senjata.
Mereka menegaskan akan meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia “selama pembunuhan di Ukraina terus berlangsung.”
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyebut ada kemungkinan pemimpin Eropa ikut serta dalam pertemuan Trump-Zelensky di Washington.
Beberapa pengamat Eropa bahkan menilai pertemuan itu lebih menguntungkan Putin. Wolfgang Ischinger, mantan duta besar Jerman untuk AS, menulis di X, “Putin mendapat karpet merah dari Trump, sementara Trump tidak mendapat apa-apa.”
Keuntungan bagi Rusia
Perubahan sikap Trump dianggap memberi keuntungan besar bagi Moskwa, apalagi pasukan Rusia saat ini unggul di medan perang.
Dengan menyingkirkan opsi gencatan senjata, Rusia berkesempatan memperkuat posisinya di garis depan sebelum ada perjanjian final.
Putin sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda mengubah tuntutannya, termasuk veto atas keinginan Ukraina bergabung dengan NATO.
Namun bagi Kremlin, sekadar bisa duduk sejajar dengan Trump sudah menjadi kemenangan simbolis, mengingat Putin sempat diisolasi oleh pemimpin Barat sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.


0 Response to "Trump Berbalik Dukung Putin Usai KTT di Alaska Buntu, Desak Ukraina Serahkan Wilayah"
Post a Comment